Jumat, 04 November 2011

PELATIHAN DAN PENDIDIKAN DASAR KSR-PMI UNIT IAIN MATARAM

ACARA PELATIHAN DAN PENDIDIKAN DASAR YANG KE 15

 

SUASANA PRAKTEK BELAJAR MEMBUAT TANDU DARURAT
taddabur alam

biasa hari pertama


perendaman peserta diklatsar 15
Materi pelatihan PMR, antara lain:
  •  Kepalangmerahan
  •  Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI)
  •  Pertolongan Pertama
  •  Perawatan Keluarga
  •  Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
  • Pengabdian PMR di masyarakat.

Materi pelatihan KSR, antara lain:
+ Kepalangmerahan
+ Kepemimpinan
+ Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI)
+ Pengabdian KSR di masyarakat
+ Pertolongan Pertama
+ Perawatan Keluarga (PK)
+ Pengungsian
+ Penampungan Sementara
+ Dapur Umum
+ Pertolongan Pertama pada Bencana
+ Pengetahuan Dasar Praktis Penanggulangan Kebakaran
+ Transfusi Darah
+ Tracing Mailing Service (TMS)
+ Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
+ Pendidikan Wanita Sebaya (PWS)
MATERI PP
Pertolongan Pertama merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban
Dalam kegiatan kepramukaan, khususnya yang dialkuakn di alam terbuka, materi pertolongan pertama penting untuk dikuasai. Karena dalam kegiata tersebut bisa saja terjadi kecelakaan sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter terdekat.
MAKSUD, KEGUNAAN DAN TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA

Maksud PP adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.
Kegunaan materi ini secara khusus adalah untuk membekali setiap pramuka penegak agar dapat memberikan pertolongan pertama dilapangan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Tujuannya adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.
SIKAP, KEWAJIBAN DAN WILAYAH SEORANG PENOLONG

Sikap penolong :
  1. Tidak panik, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan menganggap enteng luka yang diderita korban.
  2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
  3. Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
  4. Perhatikan tanda-tanda shock.
  5. Janganterburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan keparahan luka yang dialami korban.
Kewajiban Penolong :
  1. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
  2. Perhatikan keadaan penderita
  3. Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan
  4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit
Wilayah Penolong:
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.


TEKNIK DALAM P3K



A. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1.     Cari keterangan penyebab kecelakaan
2.     Amankan korban dari tempat berbahaya
3.     Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4.     Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5.     Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
B. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
Kegunaan pembalutan adalah:
1. menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. melakukan tekanan
3. mengurangi atau mencegah pembengkakan
4. membatasi pergerakan
5. mengikatkan bidai.
Macam-macam pembalutan:
1.      Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2.      Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3.      Pembalut Pita Gulung.
4.      Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
Indikasi pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut:
1.      Bundar, pada kepala.
2.      Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan betis
3.      Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari tangan.
4.      Tidak karuan bentuknya, pada persendian
C. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat pemasangan bidai:
1.      Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2.      Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3.      Bidai dibungkus agar empuk.
4.      Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.
Alat-alat bidai:
1.      Papan, bamboo, dahan
2.      Anggota badan sendiri
3.      Karton, majalah, kain
4.      Bantal, guling, selimut
D. Pernafasan buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1.      Tersedak,
2.      Tenggelam
3.      Sengatan Listrik,
4.      Penderita tak sadar,
5.      Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
6.      serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
Fase RJP:
A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Untuk teknik RJP dapat dilihat pada lampiran gambar.

E. Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
Cara pengangkutan korban:
1.      Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang
2.      Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
1.      Persiapan,
2.      Pengangkatan korban ke atas tandu,
3.      Pemberian selimut pada korban
4.      Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
1.      Pengangkatan korban,
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
2.      Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3.      Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
-menaik, bila tungkai tidak cedera,
-menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
-mengangkut ke samping,
-memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
TRANSPORTASI
Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter.
Tata cara pemindahan korban:
a.      Dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar tetap segar.
b.     Syarat pemindahan korban:
1. korban tentang keadaan umumnya cukup baik
2. tidak ada gangguan pernapasan
3. pendarahan sudah di atasi
4. luka sudah dibalut
5. patah tulang sudah dibidai
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang:
- Keadaan umum korban
- Sistem persyarafan (kesadaran)
- Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
- Sistem pernapasan
- Bagian yang mengalami cedera.
F. BEBERAPA KECELAKAAN DAN PERTOLONGANNYA
1.      Pingsan
Yaitu korban tidak sadarkan diri tetapi nafasnya ada.
Macam-macam pingsan:
a.         Pingsan karena sengatan matahari
Gejalanya:         penghentian keringat yang tiba-tiba, korban lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan tegak, suhu tubuh 40-41ÂșC, pernapasan cepat dan tidak teratur.
Pertolongan:     baringkan ditempat teduh dan banyak angin, komperes seluruh tubuh dengan air dingin, usahakan agar tidak mengigil dengan memijat kaki dan tangan, bila keadaan tidak membaik bawa kerumah sakit.
b.         Pingsan karena kelelahan/ kelaparan
Gejalanya:         Kedinginan dan berkeringat, lemah, pandangan berkunang-kunang, kesadaran menurun.
Pertolongan:     baringkan ditempat datar, letakkan kepala lebih rendah dari kaki,buka baju bagian atas, dan kendurkan pakaian yang menekan. Bila muntah miringkan kepala, beri bau-bauan yang merangsang, setelah sadar beri minuman air gula.
2.      Shock
Yaitu:                 peredaran darah terganggu karena kekurangan cairan sehingga mengakibatkan terganggunya alat tubuh.
Gejalanya:       kesadaran menurun, denyut nadi cepat >140/menit dan semakin lama melambat bahkan hilang, penderita mual, kbadan dingin, lembab&pucat,napas tidak teratur, pandangan kosong,tidak bercahaya, pupil melebar.
Pertolongan: Baringkan kepala lebih rendah dari kaki kecuali gegar otak, tarik lidah penderita keluar, bersihkan hidung dan mulut dari sumbatan, selimuti, hentikan pendarahan bila ada patah tulang pasang bidai, bawa keRS
3.      Keseleo
Keadaan dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi.
Pertolongan:  Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan
Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati
Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain
Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang
4.      Patah tulang
Menurut kontaminasinya:
patah tulang tertutup: ujung tulang tak berada di luar
Tanda-tanda: Gerakan tak normal, tambahan     adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan: usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai dan bawa keRS.
Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: Tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan: Mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup dengan kassa steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai pasang bidai dan langsung transportasi.
Jenis patah tulang terbuka:
Patah tulang belakang
Sulit ditentukan bila keliru akan fatal
Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit di punggung dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus tetap datar dan di transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai.
Patah tulang panggul
Sulit menentukannya
Pertolongan: bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan sakit untuk duduk, maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.

Patah tulang rusuk
Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas tertahan.
Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah dada karena bisa jadi patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan berakibat fatal. Dapat dibantu dengan pemasangan plester lebar dari punggung, memutar ke dada, secara perlahan langsung transportasi ke RS, korban dalam keadaan duduk atau berbaring asal bagian yang patah tidak tertekan.
Patah tulang kecil-kecil
Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola karsa kemudian dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan jari-jari kaki cukup langsung dipasang perban elastic.
5.     Penyakit Penggunungan (Mountain Sickness)
Terjadi pada ketinggian 2000 mdpl reaksinya tergantung pada daya tahan tubuh orang yang bersangkutan:
Penyakit kegunungan yang akut.
Gejala:              penderita measa pusing, sakit kepala, lelah, mengantuk, kedinginan, mual, dan muntah-muntah, pucat, sesak, gelisah, susah konsentrasi, susah tidur. Hal ini karena oksigen daam tubuh berkurang.
Pertolongan: Istirahatkan selama 24 s.d. 48 jam, bila tidak ada perubahan turunkan ke tempat yang lebih rendah.
Penyakit pegunungan akut disertai kelainan paru-paru.
Terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl, Gejala: munculnya 36 jam setelah tiba di tempat tersebut.
Tanda-tanda: batuk kering, bahkan batuk berdarah, seesak napas, dada terasa teretekan denyut nadi makin cepat, penderita pucat, membiru kemudian pingsan.
Pertolongan: baringkan dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, berikan pernapasan buatan bila perlu, turunkan penderita ke tempat yang lebih rendah, bawa ke RS.
6.      Luka bakar.
Luka disebabkan karena api, benda-benda panas, air panas, liran listrik, dan bahan kimia.
Derajat Luka Bakar:
Derajat I           hanya mengenai permukaan (epidermis), berupa warna kemerahan pada kulit, ada rasa nyeri, biasanya sembuh spontan dalam waktu 7-10 hari.
Derajat II          mengenai lapisan dermis, terjadi gelembung berisi cairan, terasa nyeri, dengan peralatan baik sembuh dalam waktu 10-14 hari.
Derajat IIB       mengenai dermis bagian dalam, gelembung-gelembung biasanya pecah, warna pucat, rasa nyeri, embuh lma dan menimbulkan bekas.
Derajat III        seluruh lapisan kulit rusak, sembuh lama dan menimbulkan cacat yang hebat.
Luka bakar harus melihat pada derajat kedalaman, permukaan, dan luas luka bakar tersebut. Bahaya luka bakar luas adalah kondisi dehidrasi yang mengancam jiwa penderita.
Pertolongan: Pertama, kita harus membebaskan tubuh penderita dari bahan penyebab. Daerah yang terbakar cukup cukup di rendam/ di siram dengan air dingin (jangan air es) karena akan menambah sakit. Luka bakar yang luas perlu segera mendapatkan tambahan cairan untuk mencegah dehidrasi, jika wilayah terbakar > 10% penderita harus dirawat di RS.
7.      Tenggelam.
Pertolongan beri pernapasan buatan, raba denyut nadi leher, bila tidak teraba lakukan pijatan jantung dengan cara menekan atau memukul dada korban denga telapak tangan, melakukan sampai korban sadar, kosongkan air dalam perut dengan memiringkan kepala korban sedikit lebih rendah dari perut, kemudian letakan ke atas belakang hingga air keluar dari mulut.
8.      Benda Asing yang Masuk Kedalam Tubuh
a. Benda asing dihidung, misalnya pacet.
Caranya:           Letakkan segelas  air dingin didepan rongga agar pacet keluar atau meneteskan air tembakau kehidung
Setelah pacet melepaskan gigitannya, tarik dengan pinset
b. Benda asing ditelinga, misalnya serangga.
Caranya:           teteskan beberapa tetes minyak tanah
Beri air hangat
9.      Gigitan Binatang
Binatang jika mengigit akan menimbulkan 3 masalah yaitu:
Perlukaan
Mencuci luka sampai bersih dengan air (steril).
Menghilangkan adanya benda asing
Membuang jaringan yang mati
Memberikan anti septic
Menjahit luka
Infeksi
Cara mengatasi berikan anti serum
Keracunan,cara mengatasi:
Tenangkan penderita agar tidak cepat menjalar,
Baringkan penderita dengan posisi yang lebih rendah dari jantung
Memberikan ikatan yang kuat di atas dan bawah tempat yang digigit
Cuci sampai bersih
Istirahatkan tempat yang digigit
Menghindari manipulasi (pijit-pijit)
Kirim ke RS
Contohnya:
Digigit ular
racun ini bersifat merusak sel setelah 4 jam, racun akan menjalar keseluruh tubuh.
Pertolongan :
Pada Perlukaan
Memberikan tekanan pada sumber pendarahan
Mencuci luka sampai bersih dengan air steril
Menghilangkan benda asing pada luka
Membuang jaringan yang sudah mati
Memberikan antiseptic
Menjahit luka
Menutup luka dengan kasa steril
Bahaya infeksi
Sama dengan perlukaan
Berikan suntikan ATS
Pada keracunan
Baringkan penderita dengan posisi lebih rendah dari jantung
Usahakan penderita tetap tenang, agar tidak cepat menjalar
Memberi ikatan yang kuat atas dan bawah dari tempat yang digigit dengan 10cm, kendorkan setiap ¼ jam sekali selama ½ menit
Mengistirahatkan bagian yang digigit
Hindari manipulasi dengan pijit-pijit
Bawa kerumah sakit
Digigit pacet
Ludah lintah atau pacet mengandung zat anti pembekuan darah, sehingga darah mengalir terus-menerus melalui beku luka yang menyebabkan gatal-gatal dan terjadi pembengkakan.
Pertolongan:  Lepaskan pacet dengan membawa/meneteskan air tembakau ketubuh lintah, kemudian gosok bekas gigitan dengan salep anti gatal.
Digigit serangga
Dapat menimbulkan pembengkakan, merah dan rasa sakit
Pertolongan:  Sengatan serangga diambil
Bekas gigitan digosok dengan salep anti gatal (reason)
Beri obat penahan sakit (aspirin,antalgin,dsb)
10.    Keracunan makanan.
Pertolongan:  usahakan penderita muntah dengan memekan langit-langit tenggorokan dengan jari melalui mulut.
Setelah muntah beri norit / arang ditumbuk halus
Bila perlu diberikan napas buatan.


G. PENGENALAN OBAT-OBATAN
OBAT LUAR 1.    Rivanol
2.    Plester
3.    Betadine
4.    Minyak kayu putih
5.    Alkohol
6.    Tetes mata
7.    Bioplasenton
8.    Counterpain
9.    Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan
OBAT DALAM1.         CTM
2.         Paracetamol/Antalgin
3.         Norit & Susu
4.         Promag
5.         Napacin
6.         Enterostop
7.         Feminax

TEORI PEMBUATAN TANDU DARURAT

TANDU DARURAT


A. PENGERTIAN TANDU
Tandu ialah sebuah alat yang dibuat untuk mengevakuasi korban dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau rujukan.
Adapun rujukan dapat di artikan sebagai tempat dimana korban harus dirawat, misalnya rumah sakit, puskesmas, ataupun tempat yang dimana korban layak untuk dirawat/ tempat yang lebih aman.
B. TUJUAN TANDU
Ada begitu banyak macam-macam tandu, namun penulis akan uraikan sebagian dibawah ini, meskipun begitu banyak macam-macam tandu namun tujuan dari tandu itu semua sama. Yaitu sebagai alat untuk mengevakuasi korban dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau rujukan.
C. MANFAAT TANDU
Memudahkan penolong untuk mengevakuasi korban, memberi rasanyaman pada korban pada saat evakuasi berlangsung.dll
D. MACAM-MACAM TANDU
Macam-macam tandu itu sangatlah banyak dan beraneka ragam bentuknya, namun tujuan dari tandu itu sama yaitu sebagai alat untuk mengevakuasi korban.
Adapun macam-macam tandu yang sering kita kenal antara lain :
1. Tandu Sepinal
Yaitu: tandu yang digunakan untuk mengevakuasi korban patah tulang belakang. Tandu ini memiliki bentuk seperti daun pintu yang rata. Dikarnakan tulang yang patah tersebut adalah bagian belakang maka tandu harus berbentuk rata, tujuannya agar tulang balakang yang patah tetap pada posisi yang benar, mencegah terjadinya kematian dan dapat memberi rasa nyaman terhadap pasien.

2. Tandu Sorong
adapun tandu ini sering kita jumpai di rumah sakit - rumah sakit, puskesmas, maupun di dalam ambulance. tandu sorong ini jarang kita jumpai pada saat di lapangan dikarnakan adanya roda yang memerlukan jalan atau lintasan yang bagus maka tandu ini jarang kita jumpai pada saad di lapangan.
Tandu sorong ini adalah tandu yang sangat megah, dikatakan megah karena tandu ini terbuat dari bahan busa yang beralaskan kain yang membuat pasien merasa lebih nyaman

3. Tandu Lipat
Dikatakan tandu lipat yaitu: karena tandu ini memiliki sifat yang sangat praktis, kepraktisannya ini terdapat pada kemudahan tandu untuk dapat dilipat sehingga tandu tidak memebesar dan mudah dibawa, tandu ini dibuat dengan memakai alat atau bahan dari besi dan kain. Tandu ini sering digunakan untuk mengevakuasi korban pada saat permainan bola. Dikarnakan tandu ini memiliki sifat yang sangat praktis,maka tandu ini dapat dugunakan dimana saja.

4. Tandu Darurat
Tandu darurat yaitu : tandu yang sering sekali di gunakan ketika dalam keadaan darurat atau mendesak yang diluar dari perkiraan atau kemampuan manusia misalnya lupa atau lintasan yang tidak memungkinkan untuk membawa tandu yang sudah ada.
Tandu darurat ini sering di gunakan ketika dalam keadaan darurat misalnya ketika di hutan ataupun lembah yang mana dalam keadaan itu tidak mungkin untuk membawa tandu yang sudah ada atau sudah jadi, maka dalam keadaan itulah tandu darurat ini dipakai.
Adapun pengertian tandu darurat itu sendiri adalah: sebagai alat transportasi darurat yang dibuat dengan menggunakan alat atau bahan yang seadanya.
Hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan tandu darurat adalah sebagai berikut:
1. bambu atau kayu
2. tali
3. mitella
4. pembalut gulung
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
a. 2 (dua) buah bambu panjang yang memiliki ukuran panjang 225 cm atau yang disebut ibu tandu. 2 buah bambu pendek yang memiliki ukuran panjang 60 cm atau yang disebut anak tandu.
b. 2(dua) buah tali tandu yang memiliki panjang 13 m dan memiliki ukuran diameter 3,5,8 ml
c. 3 (tiga) buah mitella yang memiliki ukuran segitiga sama kaki yang panjang kakinya 60 dan lebar 125
d. 2(dua) buah pembalut gulung yang memiliki ukuran panjang 2m adapun kegunaan dari pembalut gulung ini adalah untuk pengikat korban, agar korban tetap dalam posisi dan tidak jatuh dari tandu ketika melewati lintasan yang sulit, misalnya didaerah tebing dan lintasan-lintasan yang dikhawartirkan korban dapat terjatuh.

E. SIMPUL
Selain dari pada apa yang telah penulis uraikan di atas pembuatan tandu juga memiliki cara pengikatan yang khusus yaitu dengan memakai simpul. Simpul yang digunakan dalam pembuatan tandu darurat ada dua macam yaitu:

1. simpul pangkal yaitu simpul yang digunakan pada awal pembuatan tandu darurat. Liat pada gambar 0.1 dan 0.2




2. simpul jangkar yaitu simpul yang digunakan dalam proses pengenaman jaring tandu.



Dari pengikatan simpul jangkar yang benar, maka akan ditemukan 7(tuju) buah belah ketupat. Liat gambar 0.4

F. JARAK DAN SISA TALI
Dalam pembuatan tandu darurat harus juga diperhatikan akan adanya jarak, adapun tujuan dari jarak ini adalah agar penolong mendapatkan kemudahan dan kenyamanan baik dalam hal pengangkatan tandu saat evakuasi ataupun yang lainnya.
a. jarak pegangan tandu adalah 25-30 cm





b. jarak anak tandu 3-5 cm




c. sisa tali tandu 10-12 cm





G. CARA PEMBUATAN TANDU DARURAT
Terlebih dahulu kita siapkan alat-alat yang akan digunakan, kemudian kita membuat simpul pangkal yang kemudian simpul tersebut di kaitkan pada anak tandu, kemudian tali dililitkan keatas memutar sebanyak 3(tiga) kali, dan kesamping juga sebanyak 3(tiga) kali. Pada saat memasuki pelilitan dua ke tiga ibu jari dimasukkan pada daerah peliitan, tujuannya adalah untuk memberi senggang atau kemudahan pada saat memasukkan tali yang untuk mengikat agar tandu kuat, begitu juga yang di lakukan pada pelilitan berikutnya. setelah selesai maka hasilnya akan menjadi seperti tampak pada gambar 0.8





Teknik selanjutnya dalam proses pembuatan tandu darurat ialah membuat simpul jangkar yang langsung di kaitan pada ibu tandu.perhatikan seperti pada gambar 0.3
Setelah selesai maka akan di temukan hasil yang seperti tampak pada gambar 0.9







H. PEMASANGAN MITELLA
Adapun tujuan dari pemasangan mitella ini adalah sebagai berikut
1. sebagai penentu letak kepala
2. pemberi rasa nyaman terhadap pasien
untuk lebih jelasnya untuk posisi pemasangan mitella dapat kita lihat pada gambar 0.10 di bawah ini.





Keterangan
- mitella harus dipastikan pada posisi bagian atas tandu
- mitella tengah menunjukkan atau menentukan letak posisi kepala korban.

I. PEMASANGAN PEMBLUT GULUNG (PG)
Seperti yang telah penulis jelaskan di atas bahwa fungsi dari pembalut gulung ini adalah sebagai pengikat korban agar tidak jatuh dari tandu pada saad melintasi lintasan yang sulit yang di khwatirkan korban akan jatuh dari tandu.
Untuk lebih jelasnya pemasangan pembalut gulung (PG) ini dapat dilihat pada gambar 11 dan 12











KESIMPULAN


Tandu adalah alat untuk mengevakuasi korban dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau rujukan.
macam-macam tandu antara lain
1. tandu spinal
2. tandu sorong
3. tandu lipat / standar
4. tandu darurat
tandu ini peranannya sangat penting pada saat terjadi bencana alam,kecelakaan,maupun hal-hal yang diluar kemampuan manusia yang membutuh kan evakuasi missal kecelakaan. dan lain-lain
penulis menulis materi tandu ini adalah bertujuan agar pada saat terjadi bencana alam ataupun hal-hal yang membutuhkan evakuasi, tidak terjadi kepanikan atau kesalahan dalam menangani korban dan mencegah terjadinya kematian dan cacat seumur hidup.

MATERI PERTOLONGAN PERTAMA



PP (PERTOLONGAN PERTAMA)
(Cuplikan materi Buku Pedoman HW)

Pertolongan Pertama Yaitu : Pemberian pertolongan, perawatan atau pengobatan untuk waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit. Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak. Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota badan, mata, kaki atau tangan. Infeksi adalah kemasukan hama dalam badan yang terluka sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada pertolongan pertama ini bukan memusnahkan hama yang masuk dalam luka melainkan agar infeksi tersebut tidak ditambah dengan perbuatan yang salah. Sehingga yang harus dilakukan adalah membersihkan luka, ditutup dengan kasa steril kemudian dibalut dengan kain pembalut. Sebaiknya segera bawa ke rumah sakit untuk penangan lebih lanjut.

1. PINGSAN

Gejala/Tanda :
Umumnya orang pingsan mengalami :
Pusing
Mual, perasaan limbung
Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging
Cemas
Keringat dingin
Tidak ada respon untuk beberapa menit
Denyut nadi melambat

Tindakan Pertolongan Pertama :Baringkan penderita (tanpa bantal) dengan tungkai di tinggikan
Beri ruang udara cukup agar penderita dapat menghirup udara segar
Periksa adanya kemungkinan cidera lain
Bila penderita telah pulih, usahakan penderita beristirahat beberapa menit
Bila tidak cepat pulih, segera bawa penderita ke puskesmas/rumas sakit terdekat.

Catatan :
Jangan diberi minuman sebelum siuman, berilah minum ketika sudah sadar. Yaitu minuman hangat (panas) : teh atau kopi.

2. DIARE

Diare adalah keadaan buang air besar yang encer/cair lebih dari 3 kali sehari. Biasanya diare paling sering menyerang anak-anak, terutama dibawah usia 6 bulan sampai 2 tahun. Diare sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), sehingga sering menyebabkan kekurangan gizi bahkan kematian.

Gejala/Tanda :
Mata terlihat cekung
Mulut dan lidah terasa kering
Sering merasa haus
Kencing sedikit bahkan tidak kencing
Bila kulit dicubit tidak segera kembali alam keadaan semula
Denyut nadi sangat cepat

Tindakan Pertolongan Pertama :
Berilah cairan (oralit, sup, tajin, air putih matang, ASI) lebih banyak dari biasanya
Apabila usia kurang dari 6 bulan dan hanya dapat ASI berikan larutan oralit atau air putih sebagai tambahan ASI.
Apabila usia 6 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan makanan padat, berikan juga : bubur atau makanan dari tepung yang dicampur dengan kacang-kacangan, sayuran, daging atau ikan, dan lain-lain, sari buah segar atau pisang yang dihaluskan.
Makanan diberikan sedikit demi sedikit tetapi sering (paling kurang 6 kali sehari)
Beri makanan ekstra setiap hari selama dua minggu setelah diare berhenti
Apabila dalam tiga hari tidak kunjung membaik, bawa segera ke puskesmas/rumah sakit.

3. KEJANG PADA ANAK

Serangan kejang lebih sering diderita pada anak berusia 1 – 5 tahun. Biasanya didahului dengan demam tinggi dan berlangsung beberapa menit. Meski begitu, serangan kejang pada anak tidak bisa di anggap remeh, karena mungkin merupakan tanda penyakit yang lebih serius apabila ada kaku leher.

Cara Memeriksa kemungkinan kaku leher akibat kejang :
Angkat kepala anak
Apabila ada kaku leher, maka badan anak akan ikut terangkat, hal ini berarti menandakan adanya penyakit di selaput otak.
Apabila menemukan kasus ini, segera bawa penderita ke puskesmas/rumah sakit Tindakan Pertolongan Pertama :
Lindungi lidah penderita dengan meletakkan kayu/sendok yang dibungkus sapu tangan di mulutnya.
Kompres kepala dan badannya dengan air suam-suam kuku untuk membantu menurunkan panasnya.
Buka semua pakaiannya
Letakkan kepala agak miring untuk menjaga agar jalan nafas tidak kemasukan lendir atau muntahan
Berikan Stesolid Rectal (Diazepam) melalui dubur (dengan resep dokter)
Bila BB <> 10 kg : 10 mg
Ulangi setiap 15 menit bila kejang belum berhenti.

4. KESELAK/KESEDAK

Keselak/kesedak terjadi disebabkan adanya benda asing (makanan, mainan, darah dan lain sebagainya) di tenggorokan. Akibatnya jalan pernafasan dapat tersumbat dengan gejala :
Tidak dapat bicara
Sulit bernafas
Penderita terkesan mencekik leher sendiri
Bunyi nafas mengorok

Tindakan Pertolongan Pertama :
Bila Penderita Dewasa dan Masih Sadar :
Penolong berdiri dibelakang penderita
Lingkarkan tangan pada penggang penderita, kedua tangan penolong saling menggenggam di atsa perut penderita tepat pada pertengahan antara pusar dan batas pertemuan iga kiri dan kanan.
Hentakkan tangan penolong ke arah belakang dan atas (45°) posisi kedua siku penolong ke arah luar, lakukan hentakan sambil minta penderita bantu memuntahkannya.
Gerakan

Bila Penderita Dewasa dan Tidak Sadar :
Baringkan penderita dalam posisi terlentang
Penolong berlutut diantara dua paha
Tempatkan kedua tumit tangan saling bertumpu pada garis tengah antara pusat dan pertemuan rusuk kiri dan kanan, dengan mengarah ke dada.
Lakukan lima kali hentakan perut ke arah atas.
Periksa mulut penderita dan lakukan sapuan jari. Bila perlu dapat dilakukan
penarikan rahang bawah.

Catatan : Tindakan ini dapat dilakukan pada anak kecil dan bayi, jika benda dalam keadaan terlihat.
Bila belum barhasil ulangi langkah-langkah di atas sampai jalan nafas terbuka.

Bila Penderita Dewasa dan Tidak Sadar :
Cara I
Letakkan badan bayi di atas lengan penolong
Wajah mengarah ke bawah, kepala lebih rendah dari tubuh
Topang bagian kepala dengan jari penolong pada daerah rahang dan tulang pipi (hati-hati, jangan sampai menciderai mata dan hidung)
Lakukan lima kali pukulan punggung, gunakan tumit tangan di antara kedua tulang belikat
Bila belum keluar, balikkan penderita, kepala lebih rendah.
Cara II
Lakukan lima kali hentakan dada
Gunakan jari tengah dan jari manis pada pertengahan garis tengah tulang dada tepat di bawah garis khayal penghubung puting kiri dan kanan
Lakukan tindakan berulang-ulang hingga sumbatan teratasi atau penderita tidak ada respon

5. KERACUNAN

a. Melalui Mulut/Pencernaan

Disebabkan oleh obat-obatan, makanan yang mengandung racun, baygon, minyak
tanah, alkohol, dan lain-lain.
Tindakan Pertolongan Pertama :
Untuk menurunkan kadar racun, beri minum penderita dengan susu atau air sebanyakbanyaknya
atau beri anti racun seperti norit, putih telur.
Catatan :
Mengeluarkan racun dengan rangsanagn muntah hanya efektif dilakukan dalam 4 jam
pertama.
Tindakan ini dilakukan pada kasus menelan asam/basa kuat, minyak, korban kejang
atau bakat kejang, serta korban tidak ada respon.

b. Akibat Gigitan Binatang Berbisa
Tenangkan korban
Jangan gerakkan bagian yang terkena gigitan
Lepaskan semua perhiasan, jam tangan yang melekat pada tubuh korban.
Balut tekan di atas dan di bawah dari gigitan untuk memperlambat aliran darah.
Segera bawa ke rumah sakit.

6. KEMASUKAN BENDA ASING
Benda asing dapa masuk ke mata, hidung, telinga dan kulit. Jangan berusaha mengeluarkan benda asing bila tidak yakin dapat melakukannya. Hal ini dapt merusak jaringan disekitarnya. Tindakan yang dianjurkan segera bawa penderita ke dokter.

Tindakan Pertolongan Pertama :
a. Benda Asing di Mata
Buka mata
Pisahkan kelopak mata atas dan bawah dengan ibu jari dan jari telunjuk Periksa semua bagian dari mata
Jika benda asing terlihat, cuci guyur mata yang terkena dengan boorwater atau air bersih. Tindakan lain juga dapat dilakukan dengan menghapus bagian mata yang kemasukan benda asing dengan kapas yang dipilin/ujung kain bersih yang dibasahi air bersih.

Catatan :
Jangan menyentuh sesuatu yang melekat/terbenam di dalam bola mata (bagian mata yang berwarna hitam). Segera tutup kedua mata yang sakit dengan pembalut, kemudian bawa ke rumah sakit.

b. Benda Asing di Hidung
Tutup lubang hidung yang tidak tersumbat
Usahakan bersin untuk hidung yang tersumbat
Dapat juga dicoba dengan kawat berujung tumpul yang dibengkokkan seperti kail
Masukkan kawat lewat samping benda
Setelah melewatinya tariklah benda tersebut perlahan-lahan
Apabila gagal bawa ke puskesmas/rumah sakit
Untuk kasus pada anak kecil sebaiknya langsung dibawa ke puskesmas/rumah sakit

c. Benda Asing di Telinga
1. Bila kemasukan biji-bijian
Miringkan kepala penderita ke arah telinga yang kemasukan biji-bijian tersebut Tepuk kepala disekitar tilinga satunya beberapa kali Bila tidak berhasil segera ke dokter

2. Bila kemasukan serangga
Tetesi telinga dengan minyak kelapa/air bersih yang hangat Bila tidak berhasil bawa ke dokter

Catatan :
Jangan berusaha mengeluarkan benda asing bila tidak yakin dapat melakukannya, yang memungkinkan cidera berat atau tertekan lebih ke dalam.

7. LUKA BAKAR
Luka bakar sering terjadi karena : panas (suhu > 60°C), uap panas, bahan panas, bahan kimia (asam kuat, basa kuat, soda api), listrik (listrik rumah, kilat), radiasi (sinar matahari, bahan radioaktif)

Tindakan Pertolongan Pertama :
Alirkan air dingin pada bagian yang terkena luka bakar
Jika luka bakar akibat bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
Lepaskan pakaian yang melekat pada tubuh korban jika luka terjadi dianggota badan yang tertutup
Tutup luka dengan penutup luka steril sekali pakai.
Jika luka bakar mengenai mata pastikan kedua mata tertutup
Jika jari-jari yang terbakar, maka balutlah masing-masing jari terpisah Segera bawa ke rumah sakit

Catatan :
Jangan mengolesi luka dengan lotion, kecap, mentega atau minyak
Jangan pecahkan gelembung akibat luka bakar
Jangan gunakan salep atau cairan antiseptik atau juga es

8. LUKA LECET
Biasanya terjadi akibat gesekan sehingga permukaan kulit terkelupas dan tampak titik-titik pendarahan.

Tindakan Pertolongan Pertama :
Bersihkan kulit sekitar luka mulai dari tengah luka sampai kulit sekitar luka Tutup dengan kain penutup luka steril dan plester.

9. LUKA TUSUK
Luka ini biasanya akibat benda tajam seperti pisau, pecahan kaca, paku dan lain-lain.

Tindakan Pertolongan Pertama :
Jangan mencabut bila ada benda yang menempel pada luka
Tutup luka dengan kasa steril
Bila masih ada benda yang menusuk, balut disekitar benda tersebut dan tinggikan anggota badan yang berdarah
Segera bawa korban ke rumah sakit

10. LUKA SAYAT/IRIS
Biasanya terjadi akibat kontak dengan benda tajam, akibatnya kulit dan lapisan dibawahnya terputus dengan kedalaman bervariasi.

Tindakan Pertolongan Pertama :
Bersihkan luka dengan cairan antiseptik.
Tutup luka dan di plester.